Menabur Untuk Menuai Lebih Banyak

Investment / 28 May 2012

Kalangan Sendiri

Menabur Untuk Menuai Lebih Banyak

Hot Triany Nadapdap Official Writer
5180

Ada yang mengatakan bahwa Yesus lebih banyak mengajar mengenai uang ketimbang hal lain. Ini tak sepenuhnya benar karena pada kenyataannya Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah jauh lebih banyak dibandingkan hal lain.

Uang dan materi hanyalah gambaran yang tampak dari keadaan hati kita yang tak terlihat. Bagaimana kita mengelola uang adalah petunjuk bagaimana kita mempercayai Tuhan. Cara kita memberi dan mengekspresikan soal uang menunjukkan apakah kita mempercayai Yesus sebagai Juruselamat.

Saya (penulis buku, red.) dan Karen-istri saya, belajar prinsip menabur di awal pernikahan kami. Ketika kami bersiap-siap ke gereja di Minggu pertama setelah bulan madu, saya menatapnya dan berkata, “Apakah kamu mengerti soal perpuluhan?” Saya tumbuh dan besar di gereja Mennonite dan telah mendengar banyak soal perpuluhan. Tetapi, saya juga mengerti bahwa Tuhan “mengasihi orang yang memberi dengan suka cita”. Dan, karena saya tahu saya tidak ingin “bersukacita”, jadi saya tidak memberi. Saya biarkan kantong kolekte lewat-lewat di depan saya selama itu, yang sama saja dengan saya membiarkan berkat Tuhan yang hendak diberikanNya berlalu begitu saja.

Jadi, kami berdua tak pernah mempunyai pengalaman dalam hal memberi persepuluhan. Ini adalah hal baru dalam hidup kami bersama. Saya bertanya kepada Karen, “Apakah menurutmu kita harus mulai memberi persepuluhan?” Kami membuat keputusan hari itu yang belakangan sangat mempengaruhi hidup kami.

Tuhan memberikan berkat baru dalam kehidupan kami yang kemudian mengubah setiap aspek dalam kehidupan kami. Hasilnya segera tampak. Tuhan mulai memenuhi kebutuhan kami ketika kami tak mampu melakukannya sendiri. Dia menjadi Batu Karang kami di masa-masa yang sulit.

Kami mengalami kesulitan keuangan di awal pernikahan kami. Karen bekerja dengan upah $2 per jam, dan saya $2,8. Kadang saya membawa senapan berburu ke kantor. Siapa tahu dalam perjalanan pulang nanti saya bisa menemukan “makan malam” untuk dibawa pulang. Kami banyak menangis, tetapi kami juga banyak doa.

Barangkali itulah waktu terbaik dalam hidup kami yang membawa perkawinan kami ke hubungan yang kuat dengan Tuhan, dengan satu sama lain, dengan mengutamakan Kerajaan Surga. Tuhan bertakhta di tengah kehidupan kami.

Dua tahun pertama dalam pernikahan, kami belajar banyak tentang kesetiaan Tuhan. Tiap kali tagihan datang, Tuhan memenuhi kebutuhan kami dengan cara yang menakjubkan. Kadang rasanya kelewat mustahil untuk dilunasi, lalu tiba-tiba saja ada kiriman uang di kotak pos kami. Luar biasa! Tuhan mencukupkan kami dengan cara yang tidak terduga, dari menemukan uang di jalan sampai pemberian yang seperti muncul di udara. Allah itu setia.

Sekarang kami tak lagi mengalami kesulitan keuangan. Melalui kesetiaan Allah dan prinsip menabur untuk menuai lebih banyak, kami berhasil mendirikan pabrik yang akhirnya kami jual seharga jutaan dollar. Kami bergerak dari sekedar hidup makmur menuju hidup bahagia di tangan Tuhan.

Kita tidak dapat menyuap Tuhan dengan memberikan persepuluhan, untuk kemudian berharap dapat mendulang berkat lebih besar dariNya. FirmanNya menyatakan bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita, menurut kekayaan dan kemuliaanNya. Hal yang harus kita yakini dan percayai adalah bahwa sebagai mahluk ciptaanNya sendiri, Dia tahu kebutuhan kita dan menginginkan kita hidup sejahtera sehingga dapat menjadi berkat bagi orang lainnya. Percayalah dan tetaplah memberi!

 

Sumber : Disadur dari: Buku Strategies for Financial Breakthrough (Eugene Strite)
Halaman :
1

Ikuti Kami